Entah kenapa aku mulai menelaah
kembali apa yang slama ini aku pertahanin. Kamu, hubungan kita. besok, bln dpn,
tahun depan atau nanti entah kapan akan kah segalanya masih sama seperti
sekarang? keadaannya? Aku dan kamu? masihkah kita bersama? Jika nantinya kamu
jauh lebih baik dari sekarang lebih dari segala yang kamu miliki sekarang.
Dengan aku yang mungkin jauh dibawah kamu, masihkah kamu menetap disisiku?
dengan lingkungan kamu yang mungkin menemukan banyak wanita yang jauh lebih
baik dari aku, masih kah aku yang menjadi satu-satunya yang kamu inginkan?
Untuk saat ini, aku percaya dengan
kejujuran dan kesetiaan yang slama ini kamu jaga tapi nanti akan kah segalanya sama seperti sekarang?
Akulah yang disampingmu dengan
segala suka duka hubungan kita. aku lah yang slalu berusaha sabar dengan
keadaan hubungan kita (re: jarak #LDR). Aku yang berusaha menjadi lebih dewasa
agar bisa mengimbangimu ketika kamu butuh, kamupun begitu. Aku yang berusaha
membebaskan pergaulanmu sekalipun aku slalu iri, iri dengan mereka yang bisa
memiliki waktu lebih banyak bersamamu. Aku .. aku yang slalu berusaha ikhlas
menanti sebuah pertemuan. Dan kita , kita yang slalu menumpuk rindu
sampai saatnya nanti bertemu. Kita yang slalu bersabar menanti kabar ketika
salah satu dari kita sibuk. Kita yang berusaha menyelesaikan masalah secepat mungkin
ketika kita jauh sekalipun hanya sekedar byphone. Kita belajar menjadi lebih dewasa dari ini semua.
Ada yang memaksaku untuk mengubah
segala fikiran negatif yang sering kali mengacaukanku dan mencurigaimu dengan
lebih berfikir kearah positif. Ada yang memaksaku untuk menjadi lebih kuat
ketika godaan sekitar membuatku menelaah kembali “benarkah dia setia pdku?
Jujurkah setiap ucapannya?”. Ada yang maksaku untuk lebih bersabar ketika
penantianku harus tertunda ketika pertemuan kita belum pasti kapan. Dan tanpa paksaan ada keyakinan yang luar
biasa akan hubungan ini. ikhlas adalah
salah satu caraku agar menikmati perjalanan ini. seperti yang sering kali
aku dengar, katanya “sesuatu yang indah akan datang pada saatnya” and well
dengan segala kesabaran, pengorbanan, dan perjuangan semoga sesuatu yang indah
itu brpihak pada kita semoga harapan dan doa kita tidak sia-sia dan meluap
begitu saja.
aku
lagi bicara soal nanti bukan sekarang. dengan segala perjalanan asem manisnya
hubungan kita, ada kah komitmen dihatimu untuk menetap dihidupku dihatiku? Jika
pada akhirnya bukan aku yang berdampingan denganmu, Bukan kah segalanya akn
sia-sia terbuang percuma. harapan doa dan janji-janji yang pernah kita ucapkan
hanya menjadi kenangan? Hanya menjadi lembaran-lembaran masalalu? Perjuangan
kita pengorbanan dan kesabaran yang slama ini menguatkan hubungan kita hanya
akan menjadi luapan yang kemudian berubah menjadi butiran-butiran kecil lalu
tersapu oleh angin.
Aku tak pernah menginginkan sedikitpun
hal buruk terjadi pada hubungan kita, tidak sama sekali. Aku hanya takut. Takut
berhenti untuk bersabar berjuang dan berkorban untuk kita, intinya aku hanya takut kehilangan kamu. tapi kamu pernah bilang
“kita hanya bisa merencanakan tapi pada akhirnya keputusan tetap tergantung
Khendak Allah” . aku mengerti, dan aku percaya untuk segala hal baik slalu
terbalaskan oleh hal yang manis. sebelumnya aku memang lebih suka “menyerahkan
segalanya pada Allah, dari pada merangkai tinggi impian yang blum pasti namun
pada akhirnya takdir Allah lah yang terbaik”.
Biarlah “nanti” menjadi misteri
buat kita. biarlah segalanya berjalan dengan sewajarnya. Dan biarlah Takdir
Allah yang menyatukan jalur kita.
Lalu
sekarang?
nikmatilah
:D
buat
kesan yang berharga ketika kita jauh
dan
buat cerita manis disetiap pertemuannya.
Kita
sedang baik-baik saja bukan? Jelas!
Kita
masih semanis biasanya, semanis perkenalan kita 20bulan yang lalu :)