Setiap orang punya masanya sendiri untuk bermain-main.
Singgah dari satu hati ke hati yang lain, singgah dari satu hubungan ke
hubungan yang lain. Mencoba mencari yang lebih, lalu menemukan yang lebih lagi
dan lagi. Dan seterusnya seperti itu.
Tak ada yang mesti disalahkan.
Akan ada masanya sendiri mereka berhenti. Akan ada masa dimana mereka merasakan
kenyamanan, ketulusan dan kesetiaan yang menuntun mereka untuk berhenti dan
mensyukuri yang ada. Begitupun aku.
Aku tlah lelah bermain. Mempermainkan atau dimainkan. Aku
tak butuh lagi memilih menjadi peran yang mana. Yang ku rasa nyata. Yang ku pahami
benar adanya. Namun takdir berkata lain. tuhan masih ingin mengajariku sesuatu,
lewat kamu. Aku belajar mengikhlaskan. Aku belajar merelakan. Dan aku belajar
menerima kenyataan. Bahwasannya kenyataan ga slalu seperti apa yang kita
harapkan, dan ga slalu apa yang kita harapkan adalah apa yang terbaik untuk
kita. Seperti perbincangan kita kala itu “kita hanya berencana, namun tuhan
yang berkhendak”.
Lalu apa takdir tak berpihak pada kita? Entahlah aku tak
memiliki hak untuk mengatakan itu. Ga ada yang tau bukan, kenyataan di depan
seperti apa? Entah ini kenyataan atau ujian, entah ini pelajaran atau jalan
hidup, entah ini akhir atau justru awal permulaan. Entah apa yang akan terjadi
didepan. Apa yang akan terjadi pada aku dan kamu.
Tak pernah menjadi ingin kita seperti ini. Tak juga menjadi
inginku, kamu pergi dengan cara ini. Banyak yang ingin ku tanyakan. Banyak yang
ingin ku ceritakan. Banyak yang ingin ku bagi denganmu.
Aku slalu ingin lari kepadamu. Aku slalu ingin
menghubungimu. Namun aku terhenti. Apa matamu akan langsung tertuju padaku? Apa
pandanganmu akan melihat aku sedalam biasanya? Apa sosokmu masih merespon
dengan baik kehadiranku?
Pada akhirnya aku harus sadar. Ketulusanku tak semestinya
menyentuhmu, kenyamanan tak seharusnya mendekapmu, dan kesetiaan tak
seharusnya mengenggammu. Namun aku percaya Allah tau dan slalu memberikan yang
terbaik. Ini hidupku ini proses yang harus ku jalani, dan kamu hanya bagian
dari itu. bagian yang kelak akan berlalu dan berganti.
sebab akan ku lakukan seperti yang kamu lakukan
melangkah lebih jauh darimu
melupakan lebih mudah darimu
